Minggu, 07 November 2010

Sebuah Pertanyaan

Gadis Pantai meletakkan cantingnya dan mori yang baru setengah terbatik. Ia menggulung dan gantungkan pada jagangnya.
"Apa harus kupanggil kau?" Gadis pantai bertanya.
"Masa Nganten, nama sahaya Mardinah."
"Itu bukan nama orang desa."
"Sahaya lahir dikota, Mas Nganten. Disemarang."
"Berapa umurmu?"
"Empat belas, Mas Nganten."
"Belum ada laki?"
"Janda, Mas Nganten."
Gadis Pantai tertegun. Ditatapnya wanita muda itu, lebih tinggi dari dirinya. Air mukanya begitu jernih dan ceria, gerak-geriknya cepat tanpa ragu".
-Pramoedya Ananta Toer-
 Dulu wanita kehilangan haknya, sekarang wanita kehilangan harga dirinya. Lalu dizaman mana seharusnya wanita harus bersyukur karena telah diciptakan?
Apa sejarah menyimpan jawabnya?

Tidak ada komentar:

Posting Komentar